(Fanfiction) Love, Love, Love Part 1


title : Love, Love, Love, ( Seribu Bangau )

author : wanderfullit (wr_idia)

genre : romance as usually

length : threeshot

cast(s) : Seo Joohyun, Cho Kyuhyun, Shim Changmin, etc.

note: ini ff pertamaku, jadi mohon dimaklumi kalo typo everywhere, ceritanya absurd, bahasanya aneh dan ceritanya geje. ff ini asli dari pemikiranku yang terinspirasi sama lagu dan MV nya JIN yang GONE. (warning; ceritanya mungkin membosankan!) (pernah dipublish di FP Seokyu Fanfiction Wiress)

 

Happy Reading!

1000bangau

 

~~~

 

“Oppa! tunggu aku!” teriak seorang gadis yang tengah berusaha keras menambah kekuatan pada kakinya agar bisa lebih cepat mengayuh sepeda yang dikendarainya. kepulan asap keluar dari mulutnya setiap kali gadis itu menghembuskan nafas lelah, hingga kakinya tak lagi mampu mengayuh dan putaran roda sepedanya berhenti.

“Oppa berhentilah! atau kita putus!” teriak gadis itu akhirnya, nafasnya yang sebelumnya tersenggal mulai kembali normal.

“Kau kalah, Seohyunie.”

Selang beberapa detik, sebuah sepeda kayuh berwarna putih berhenti tepat didepan sepeda milik gadis yang bernama Seohyun itu, seorang namja yang duduk diatas sepeda itu tertawa puas karena wajah Seohyun yang cemberut.

“Oppa kau curang! aku membencimu, Shim Changmin-ssi!” rajuk Seohyun manja. Seohyun turun dari sepedanya lalu mulai menuntun sepeda kayuhnya menuju taman yang berada disekitar sungai Han. Namja bernama Shim Changmin yang merupakan kekasih dari Seohyun menghentikan gelak tawanya melihat gadisnya marah. diikutinya jejak Seohyun sampai langkah mereka sejajar.

“Bagaimana bisa kau mengatakan Oppa curang, seohyunnie? Bukankah kau yang mencuri start?”

“Aku tidak mencuri start, Oppa! tadi ban sepeda tergelincir kau tau!” dusta seohyun yang tak mau kalah argumen dengan kekasihnya. Changmin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya seolah-olah dia percaya alibi tidak masuk akal yang diungkapkan seohyun. “Dan aku mengatakan Oppa curang karena Oppa memiliki kaki yang panjang! Oppa bisa mengayuh sepeda dengan mudah, sedangkan aku sangat kesulitan melakukanny karena sepedanya terlalu tinggi.” oceh seohyun tanpa jeda sambil sesekali mengguncang-guncangkan sepeda yang dituntunnya.

“Baiklah baiklah, Oppa mengaku kalau Oppa memang curang dan lain kali jika kita balap sepeda, oppa akan menyewakanmu sepeda yang lebih kecil dari sepeda ini. maafkan oppa, ne?”

Beruntungnya Seohyun yang memiliki kekasih hati seperti Changmin, bukan hanya rupawan, Changmin juga memiliki sikap yang sangat baik, perilku yang sopan dan otak yang cemerlang.

 

 

Puluhan bahkan ratusan kertas lipat berwarna-warni melayang di udara, diikuti dengan suara jeritan dari seorang wanita yang menatap tak percaya orang dihadapannya.

“Sudah berapa kali aku memberitahumu untuk tidak menggangguku, hah? apalagi untuk hal-hal tidak mutu seperti ini!” dengus seorang namja, wajahnya memerah padam menatap gadis dihadapannya yang kini tengah berjongkok sambil memungut helaian kertas lipat yang berserakan. “Kalau kau beranggapan aku menerima perjodohan bodoh ini karena mencintaimu, lebih baik kau asah lagi otakmu yang sudah tumpul itu. aku tidak menyukaimu sama sekali.” dan terakhir namja itu menendang sehelai kertas yang menyangkut di sepatunya lalu berjalan menjauhi sang gadis, meninggalkan luka mendalam pada hati sang gadis yang akhirnya terisak dengan tetap memunguti kertas lipat yang tadi dibelinya untuk dibuat bangau kertas bersama sang pujaan hati.

berjarak sekitar 200 meter dari tempat kejadian, Seohyun dan Changmin membatu melihat pertengkaran antara 2 orang tersebut. karena merasa kasihan kepada gadis yang tercampakkan, seohyun menghampiri sang gadis. sepeda yang dituntunnya, seohyun parkir disembarang tempat dan dengan langkah pasti seohyun menghampiri sang gadis.

“Apa kau baik-baik saja?” Tanya Seohyun sarkastic, karena tak kunjung mendapat jawaban, Seohyun ikut berjongkok dan mulai membantu mengambil sisa kertas lipat.

“Aku tidak mau mencampuri urusanmu, hanya saja aku ingin berkenalan denganmu. perkenalkan, namaku Seo Joohyun, panggil saja Seohyun. siapa namamu?”

Bukannya menjawab pertanyaan Seohyun, gadis berperawakan kurus-pendek yang masih terisak itu tiba-tiba memeluk Seohyun lalu menangis sekeras-kerasnya dibahu Seohyun.

 

 

Seohyun merelakan bahu kirinya merasakan nyeri karena kelelahan menahan beban kepala yeoja yang baru saja ditemuinya, setelah menangis hampir sampai 30 menit, yeoja yang mengaku bernama Na Yoonsu itu menceritakan kisah cinta tragisnya bersama namja yang bernama Cho Kyuhyun.

Changmin yang sejak tadi duduk didepan Seohyun hanya bisa berdiam diri, sesekali namja itu mengelus tangan Seohyun yang berada diatas meja yang memisahkan tempat duduk mereka.

“kau terlihat lelah, seohyunnie. apa kita bangunkan saja dia?” tanya Changmin akhirnya, lama-lama Changmin merasa jika wajah Seohyun terlihat sedikit lelah dan matanya mulai sedikit lunglai mungkin mengantuk.

Seohyun menggelengkan kepalanya pelan, “gwaenchanha oppa, kita tunggu sampai Na Yoonsu-ssi bangun sendiri saja, kasihan dia.” Seohyun melirik sekilas gadis yang tertidur pulas disampingnya. Changmin hanya mengiyakan ucapan Seohyun, lagipula tidak ada salahnya kan membantu orang yang sedang kesusahan.

hening melanda Seohyun dan Changmin. malam yang semakin larut dan suhu kota yang semakin menurun, sama sekali tak membuat kedua orang itu berfikir untuk beranjak. Na Yoonsu yang tertidur pulas pun tak terganggu dengn angin yang berhembus kencang, hanya beberapa kali ia bergerak mengeratkan mantel yang dipakainya.

“Oppa?” panggil Seohyun memecah keheningan.

“Eung?”

“Aku ingin melakukan pengabadian cinta kita,”

Changmin yang sebelumnya fokus dengan ponsel pintarnya langsung menatap Seohyun bingung. “Pengabadian cinta?” tanya changmin bingung. Seohyun menganggukan kepalanya sepelan mungkin agar tidak mengganggu tidur Yoonsu. “Caranya?”

Seohyun mengulurkan tangan kanannya lalu menunjuk tumpukkan kertas lipat dalam sebuah plastik, “Kata Na Yoonsu-ssi, dia ingin membuat 1000 bangau kertas bersama kekasihnya lalu menghanyutkannya di Sungai Han pada malam Valentine nanti agar cinta mereka bisa abadi.”

 

 

Seohyun melangkahkan kakinya cepat menjauhi gedung tempatnya bekerja untuk menemui Changmin yang telah menunggunya di salah satu cafe didekat tempat kerja Seohyun. Changmin melambaikan tangannya saat melihat Seohyun memasuki cafe dan celingukan, Seohyun berjalan menghampiri namjanya itu.

“Oppa sudah menunggu lama? minhaeyo~ hari ini ada banyak sekali pelamar kerja yang harus aku wawancarai, sungguh melelahkan~” keluh seohyun, Changmin tersenyum menatap seohyun dan tangannya bergerak merapikan rambut seohyun yang sedikit berantakan.

“Gomawo,” ujar seohyun. “Oppa sudah pesan makanan?” tanya seohyun dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Changmin.

“Oppa juga sudah membeli 10 pack kertas lipat untuk membuat 1000 bangau.” timpal Changmin senang seraya menunjuk kantong plastik yang berada dihadapannya. Seohyun meraih kantong plastik itu kemudian mengeluarkan isinya, yaitu 10 pack kertas lipat warna-warni. “Tapi aku tidak bisa membuat Bangau, apa oppa bisa?”

“Kan ada instruksinya,” kata changmin sambil menunjuk bagian depan salah satu pack kertas lipat yang terdapat cara membuat bangau kertas. “tinggal mengikuti langkah-langkahnya saja kan?”

Seohyun membuka salah satu pack lalu mengambil satu helai kertas lipat dan mencoba membuat bangau kertas seperti yang dicontohkan pada gambar yang ada pada kemasan kertas lipat, namun baru sampai langkah ketiga, seohyun sudah mendapat kesulitan karena lipatannya kurang sesuai dengan instruksi, “ini sangat susah oppa.”

Seohyun dan Changmin mulai sibuk belajar membuat Bangau kertas, namun sampai kertas yang ke-15, mereka belum juga berhasil membuat satu Bangau kertas yang bagus. sampai makanan yang mereka pesan telah hadir di meja mereka, mereka tetap sibuk dengan kertas lipat mereka. seohyun yang sudah sedikit putus asa akhirnya melirik makanan diatas meja dan memakannya, ia juga menyuruh kekasihnya untuk makan, walau beberapa kali changmin menolak karena masih berusaha menyelesaikan bangau kertasnya.

“sebentar lagi, seohyunnie,”

“ini hampir selesai,”

“aku akan makan setelah bangau kertasnya jadi,”

“ya sedikit lagi,”

“loh kok?”

“kenapa jadi seperti burung ambeien seperti ini? aa!”

Seohyun tertawa terbahak-bahak melihat changmin yang melemparkan lipatan terakhirnya yang berbentuk seperti burung tak bertulang, lembek dan tidak dapat berdiri. changmin mengerucut sebal lalu meraih sendok makanannya dan memakan makanannya dengan lahap.

“Pelan-pelan makannya, oppa. nanti tersedak.”

 

 

Seohyun kini terduduk sendiri, Changmin telah pergi sejak beberapa menit yang lalu karena ada panggilan mendadak dari kantornya yang mengharuskan Changmin untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Seohyun menyeruput kembali Caffe Latte nya yang hanya tersisa sedikit, setelah itu Seohyun merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

“Yoboseyo?” sapa Seohyun lembut pada orang yang diteleponnya. “aku seohyun, Na Yoonsu-ssi apa kau ada waktu luang?” tanya seohyun to the point.

“benarkah? kau duduk dimana?” seohyun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang yang ada di cafe itu dan penjelajahannya berhenti saat ia mendapati wajah lembut yeoja yang baru beberapa hari ini dikenalnya, Yoonsu tengah duduk di kursi yang bersebelahan dengan kaca yang langsung menghadap ke trotoar, yeoja itu melambaikan tangannya ke seohyun.

“oh baiklah aku akan kesana.” seohyun mengakhiri sambungannya dan segera beranjak dari tempat duduknya, tak lupa ia bawa sekantong plastik berisi kertas lipat serta produk gagal burung bangau yang dibuat olehnya dan Changmin.

“annyeong, Na Yoonsu-ssi~” sapa seohyun sambil sedikit membungkukkan badannya. “oh ternyata kau tidak sendirian,” gumam seohyun lirih saat melihat ada namja yang duduk bersama Yoonsu.

Yoonsu tersenyum tipis, “Iya, dia Cho Kyuhyun, calon tunanganku. duduklah!”

“Annyeong, Kyuhyun-ssi. perkenalkan aku Seo Joohyun, teman baru Na Yoonsu-ssi,” seohyun memperkenalkan dirinya secara formal kepada namja yang kini sedang menatap intens seohyun, seolah-olah seohyun adalah makhluk aneh yang langka hingga ia harus memperhatikan seohyun sampai tamat.

“Maaf mengganggu waktu kalian, tapi aku ingin belajar membuat bangau kertas. Na Yoonsu-ssi, kau mau mengajariku kan?”

Na Yoonsu menganggukkan kepalanya pasti membuat seohyun tersenyum lebar. kontras dengan pemandangan pada wajah seohyun, Kyuhyun terlihat kesal dan wajah dinginnya menampakkan aura menakutkan.

“aku akan memesan macchiato,” pamit kyuhyun datar dan beranjak meninggalkan 2 orang yeoja yang sudah terlarut dalam dunia kertas.

 

 

I can call your name and I can hold your hand~

Is the falling sunlight only shining on me? Can I be this happy?

You call my name and you lean on my shoulder

Is the sky’s sunlight only shining on you? Can you be that dazzling?

So lucky, my love

So lucky to have you

So lucky to be your love, I am~

 

changmin menutup telinganya rapat-rapat membuat seseorang yang duduk disampingnya menolehkan kepala dan seketika menghentikan alunan nada yang disenandungkannya.

“Oppa wae? apa suaraku buruk?” tanya seohyun dengan sedikit kesal.

Changmin menggelengkan kepalanya dengan telinga yang masih ia tutupi dengan kedua tangannya. “aku hanya bosan mendengarkan lagu itu berulang-ulang, seohyunnie. apa kau tidak hafal lagu Exo yang lain? atau lagu dari penyanyi lain?”

“Oppa kau jahat.” timpal seohyun singkat seraya meraih ponselnya yang terus menerus memutar lagu Lucky dari Exo itu. “aku menyukai lagu itu karena itu benar-benar mewakili perasaanku padamu. aku merasa beruntung karena berada disatu negara denganmu dan…”

“dan kau juga memiliki bahasa yang sama denganmu. kau harusnya menghargai itu oppa, bukan malah menutup telingamu rapat-rapat dan bilang kau bosan mendengarnya.”

seohyun menatap changmin tak percaya sampai changmin benar-benar selesai meniru cara bicaranya dengan kalimat yang persis. “sudah berapa kali aku mengatakan kalimat seperti itu oppa?” tanya seohyun serius.

changmin menatap langit-langit apartment nya sambil berusaha mengingat-ingat sudah berapa kali seohyun mengatakannya.

“sepuluh. ani… empat belas kali, lima belas kali dengan hari ini.” ujar changmin. seohyun terbelalak lebar, “kau serius oppa?” tanya seohyun memastikan dijawab dengan anggukan pasti oleh changmin yang cukup sukses membuat seohyun beringsut.

“mianhae oppa~ kau pasti sangat kesal harus mendengarkan ocehanku yang tidak penting itu sampai 15 kali. mianhae oppa~ aku sangat menyesal…” seohyun menundukkan wajahnya dan menutupnya dengankedua telapak tangannya.

“aniyo~ seohyunnie kau tidak bersalah,” changmin merangkul pundak seohyun dan membawa tubuh seohyun kedalam dekapannya. “oppa yang salah, seharusnya oppa tidak membuat ini menjadi masalah, oppa minta maaf~”

 

 

satu persatu bangau kertas telah berhasil dibuat oleh pasangan seohyun dan changmin, semua bangau kertas yang telah dibuat, dikumpulkan dalam kantong plastik yang berukuran cukup besar dan disimpan di kamar seohyun.

seohyun memasukkan satu bangau kertas lagi yang sudah jadi kedalam kantong plastik dan meraih ponselnya yang berada diatas nakas samping ranjangnya. seohyun men-dial nomer telpon changmin yang menempati panggilan cepat nomer 4 ㅡ setelah keluarganya ㅡdiponselnya.

“Oppa annyong~” sapa seohyun dengan suara imutnya sesaat setelah changmin menerima panggilannya. “Oppa aku merindukanmu,” ujar seohyun manja, terdengar cekikikkan dari seberang. seohyun membaringkan tubuhnya diatas kasur empuknya dan memeluk boneka rilakkuma besar yang merupakan pemberian dari kekasihnya.

seohyun berguling kekanan dan ke kiri mendengarkan celotehan changmin di seberang. sesekali dirinya merespons ucapan changmin.

“8 hari lagi hari valentine oppa, tapi kita baru membuat 397 bangau kertas,” seohyun melirik sekantong bangau kertas yang berada disudut kamarnya. “603 bangau kertas itu jumlah yang sangat banyak, aku tiba-tiba merasa lelah hanya dengan membayangkannya.” keluh seohyun.

seperti biasa, disaat seohyun mulai bersikap labil dan merasa gampang putus asa, dengan sabar dan telaten, changmin meluruskan kembali semangat seohyun, mengingatkan seohyun bagaimana antusias dirinya ingin membuat 1000 bangau kertas bersama changmin untuk dihanyutkan di sungai saat malam valentine.

“seohyunnie? seohyunnie? aish dasar anak nakal, ada orang bicara malah ditinggal tidur,” suara changmin menggema diseluruh ruang kamar seohyun, sedangkan seohyun sendiri sudah terlelap dengan nyenyaknya. suara kekehan changmin kembali terdengar, sebelum akhirnya panggilannya ditutup dengan ucapan selamat malam dari namja itu.

“mimpilah yang indah, sayang~ aku mencintaimu.”

 

 

matahari bersinar sangat terik siang ini, beberapa orang yang beraktivitas diluar ruangan terdengar mengeluh berkali-kali karena panas yang menyengat kulit mereka. untuk orang yang beraktivitas didalam ruangan, panas matahari sama sekali tidak dapat mengganggu kegiatan mereka, sama halnya dengan seohyun yang tampak hikmat melipat kertas warna-warni. segelas caramel macchiato bertengger indah diatas meja, menemani seohyun siang ini.

“enam ratus lima puluh tiga,” gumam seohyun setelah selesai melipat bangau kertas ke-653 nya. seohyun memasukkan bangau kertas itu kedalam tas jinjing yang sengaja dibawanya untuk menampung bangau kertas yang dibuatnya di sela-sela jam kerjanya sebagai seorang human resource development di sebuah perusahaan galangan kapal terbesar di korea selatan.

“permisi,”

seohyun mengalihkan pandangannya dari gelas macchiato nya saat suara seseorang mengganggu pendengarannya, sesosok namja yang pernah ditemuinya kini berdiri tepat didepannya.

“kau sendiri?” tanya namja itu dan dijawab anggukan oleh seohyun. “boleh aku bergabung denganmu?” tanya namja itu lagi dan lagi-lagi hanya dijawab anggukan oleh seohyun. namja itu duduk dikursi kosong didepan seohyun, segelas ice latte dan sepiring kecil cheesecake yang dibawa namja itu ikut mengisi lahan kosong di meja yang ditempati seohyun.

“aku merasa aneh jika harus duduk sendirian di dalam cafe, aku merasa risih jika ada banyak wanita-wanita yang menatapku dengan mata genit mereka,” namja itu berceloteh panjang, dan membuat seohyun sedikit ingin muntah karena kalimatnya sangat narsis.

namja itu menyendok cheesecake-nya dan menyuapkan kemulutnya. “kau mau?” tawar namja itu. seohyun menggeleng singkat, “aku kenyang.”

namja itu mengangguk-anggukan kepalanya paham. “aku sering melihatmu disini, duduk disini, dimeja ini.”

“aku bekerja didekat sini, dan kebetulan setiap aku kesini, meja ini selalu kosong.” jawab seohyun seadanya, “Cho Kyuhyun-ssi, bagaimana kabar Na Yoonsu-ssi? aku mengirim pesan kepadanya kemarin, tapi tidak terkirim,”

namja yang ternyata Cho Kyuhyun itu menjilati sendok yang digunakan untuk memakan cheesecake nya sebelum menjawab pertanyaan seohyun.

“yoonsu…? kabarnya dia pergi ke Jerman, mungkin dia ganti ponsel atau ganti kartu sim.”

“kabarnya? bukankah kau calon tunangannya? kenapa kau tidak tau Yoonsu-ssi kemana?” tanya seohyun.

“aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, lagipula kalau aku dan dia masih dijodohkan, apa aku harus tau kemanapun dia pergi? merepotkan sekali…”

bagaimana bisa ada namja secuek dan semenyebalkan ini, batin seohyun. kalau saja Cho Kyuhyun ini hanyalah orang yang tak dikenalnya, ingin rasanya ia jambak kuat rambut namja itu lalu membenturkan kepala namja itu ke kaca. seohyun bukanlah wanita yang temperamen, namun entah kenapa, berhadapan dengan kyuhyun membuat emosi seohyun mendidih dengan mudahnya.

“syukurlah jika Na Yoonsu-ssi sudah tidak ada hubungan lagi denganmu, setidaknya dia tidak akan menangis untuk namja yang tidak berperasaan sepertimu,” geram seohyun. kyuhyun menatap seohyun bingung lalu kembali memakan cheesecake nya.

seohyun benar-benar dibuat jengkel dengan sikap acuh tak acuh yang kyuhyun tunjukkan. seohyun merapikan kertas lipatnya dan bersiap untuk pergi.

“oh astaga, jam makan siangku sudah habis,” seohyun berujar seolah-olah dia kaget saat melihat jam tangan yang melingkar di pergelangantangan kirinya. “Kyuhyun-ssi, aku pamit. annyeong~” seohyun meraih tas berisi bangau kertasnya dan segera menjauhi kyuhyun.

“seo joohyun, padahal aku ingin lebih lama duduk disini denganmu.” gumam kyuhyun pelan seraya menatap kepergian seohyun.

 

 

seohyun mendengus kesal ketika melihat bayangan namja yang sangat tidak ingin ditemuinya lagi secara sengaja maupun tidak sengaja. rasanya seohyun ingin sekali tiba-tiba menghilang dari muka bumi ini, namun sayang namja menyebalkan bernama Cho Kyuhyun itu sudah duduk manis dikursi kosong didepannya.

“siang, seohyun-ssi. kau sendirian? boleh kan aku bergabung? pasti boleh.”

seohyun menarik kedua ujung bibirnya keatas dengan sangat terpaksa, kalau saja tata krama itu tidak ada, seohyun tidak akan ragu untuk menendang meja yang kini memisahkan tempat duduknya dan kyuhyun, untuk menyampaikan kepada namja itu jika dirinya tidak suka dengan kehadiran kyuhyun, akan lebih baik jika setelah ia menendang meja, meja itu akan jatuh menimpa tubuh bagian bawah milik kyuhyun. Seo Joohyun, pemikiran jahat dari mana itu?

“Kenapa kau ada disini, kyuhyun-ssi?” tanya seohyun dengan suara sinis.

belum sempat kyuhyun menjawab pertanyaan yang dilontarkan seohyun, dering ponsel seohyun terdengar samar-samar membuat seohyun beralih ke ponselnya dan mengabaikan kyuhyun.

“Yoboseyo.” sapa seohyun dengan suara lembutnya. kyuhyun berhenti memakan pastry yang dibelinya dan mulai menajamkan telinganya untuk mendengarkan percakapan seohyun di telepon.

“Oppa eodiga? aku sudah menunggumu lama, aku juga sudah memesankan caffe latte kesukaanmu~” suara seohyun benar-benar terdengar ceria saat berbicara dengan lawan bicaranya ditelepon, yang tak lain dan tak bukan adalah changmin.

“o~ caffe latte itu untuk ‘oppa’-nya, berarti dia suka caramel macchiato.” gumam kyuhyun pelan pada dirinya sendiri seraya memperhatikan 2 gelas jenis kopi dingin yang ada didepan seohyun.

lama terdiam, helaan nafas terhembus pelan dari bibir seohyun. “ish~ jika nanti aku jadi istrimu, hal yang pertama aku lakukan adalah memecat kim seokjin, dia benar-benar sekretaris yang tidak kompeten, bagaimana bisa dia membuatmu tertinggal keberangkatan pesawat?!”

seohyun mengerucutkan bibirnya kesal saat changmin berujar panjang membela kim seokjin, sang sekretaris. “arrayo oppa~ arra~ untung saja sekretaris jin itu namja, kalau saja dia yeoja, aku akan mencurigaimu oppa~ kau selalu saja membelanya,” suara cekikikan yang memekakkan telinga terdengar nyaring ditelinga seohyun membuat seohyun otomatis tersenyum.

“Oppa cepatlah balik ke Seoul, aku sangat merindukanmu~” seohyun mencium ponselnya dan membuat bunyi-bunyian seperti orang berciuman, “oppa saranghaeyo~ annyong.”

panggilan terputus. seohyun mengalihkan pandangannya dan langsung mendapati kyuhyun yang menatapnya intens. “wae…wae irae?” tanya seohyun terbata.

“kekasihmu?” tanya kyuhyun balik.

seohyun meletakkan ponselnya diatas meja yang penuh dengan gelas, piring dan kertas lipat yang berserakan. “ish~ kenapa kau bertanya seperti aku ini terdakwah kasus perselingkuhan?” seohyun terkekeh kecil mencoba mencairkan suasana yang entah mengapa menjadi kaku. “dia kekasihku, namanya shim changmin. aku sangat mencintainya karena dia sangat mencintaiku, dia namja yang sangat baik, dia dewasa dan bisa mendewasakan akuㅡ”

“mendewasakan kamu? Ya Tuhan, sudah berapa lama kalian berkencan? sudah berapa kali dia menidurimuㅡya! kenapa kau memukulku? sakit tau…”

seohyun meletakkan kembali piring bekas wadah pastry diatas meja, sedangkan kyuhyun kini sibuk mengusap-usap bahu sebelah kirinya yang menjadi sasaran empuk pukulan piring ala seohyun.

“salahmu sendiri, kyuhyun-ssi. bisa-bisanya kau menghubungkan kata dewasa dengan hal-hal seperti itu. asal kau tau, changmin oppa adalah orang yang berani mati untuk menjaga diriku termasuk keperawananku.”

“kau terlalu membanggakannya~” cibir kyuhyun. “tapi benarkah dia tidak pernah mencoba untuk…eung… menidurimu?” tanya kyuhyun dengan suara yang dibuat sepelan-pelannya.

seohyun tersenyum, “tentu saja tidak, aku sudah bilang kan kalau kekasihku adalah orang yang sangat baik.” puji seohyun pada kekasihnya sendiri. kyuhyun mencibir.

“jangan terlalu berfikir jika dia baik. cobalah berfikir hal terburuk, misalnya dia tidak suka wanita sepertimu atau kata lainnya dia banci.”

sungguh malang nasib kaki kyuhyun siang itu, mulut kurang ajar milik kyuhyun yang berkoar tanpa saringan namun seohyun tanpa ampun menginjak kaki kyuhyun dengan ujung heels-nya.

 

 

“dia lagi?”

changmin menolehkan kepalanya ke samping dimana seohyun duduk seraya menatap kesal arah pintu masuk. changmin mengikuti arah pandang seohyun dan mendapati sesosok namja yang berjalan kearahnya dan seohyun dengan senyum mengembang.

“dia siapa, seohyunnie?”

seohyun baru akan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan changmin, tapi suara sapaan dari kyuhyun mendahuluinya.

“annyeong, seohyun-ssi. boleh aku ikut bergabung disini?” tanya kyuhyun dengan senyum mengembang. seohyun melirik changmin sekilas, “tapi aku sedang tidak sendirian, kyuhyun-ssi.” tolak seohyun halus.

tak kehabisan akal, kyuhyun beralih ke changmin yang hanya berdiam diri.

“Annyeonghaseyo~ Cho Kyuhyun imnida. kau pasti Shim Changmin, kekasih Seohyun-ssi.”

mendengar nama kyuhyun, changmin merasa sedikit familiar dengan nama itu, namun dia tidak bisa mengingat kapan ia pernah mendengar nama itu. changmin menolehkan kepalanya ke seohyun, seohyun tampak geram dengan sikap kyuhyun tapi tak berapa lama, seohyun mempersilahkan kyuhyun untuk duduk di kursi yang kosong.

“senang bertemu denganmu, changmin-ssi. seohyun-ssi selalu memujimu saat ia menceritakan tentangmu.” ucap kyuhyun membuka obrolan.

changmin tersenyum, “benarkah? dia terlalu berlebihan, aku tidak sebaik yang dia katakan, kyuhyun-ssi.” sahut changmin.

“aku juga sudah mengatakannya kepada seohyun, changmin-ssi!” kelakar kyuhyun, seohyun yang mendengar itu langsung mendengus kasar bersiap untuk memaki namja itu. “aku bercanda.” tambah kyuhyun seraya mengangkat tangannya dan membentuk huruf V tanda damai.

setelah berbasa-basi, kyuhyun yang mulai merasa lapar, beranjak sejenak untuk memesan.

“apa kita pernah mengenalnya, sayang?” tanya changmin langsung pada seohyun saat kyuhyun memesan makanan. “aku merasa pernah mendengar namanya, wajahnya juga sepertinya aku pernah lihat.”

“dia namja yang membuang kertas lipat di sungai han, oppa. calon tunangan Na Yoonsu-ssi.” jawab seohyun sejelas-jelasnya. changmin mengingatnya, ia mengangguk paham. “bagaimana kau bisa mengenalnya?” tanya changmin lagi.

“sepertinya dia pengunjung setia cafe ini, pertama aku berkenalan langsung dengannya saat aku meminta Na yoonsu-ssi mengajariku membuat bangau kertas, Na Yoonsu dan dia sedang makan siang bersama disini. lusa dan kemarin aku juga secara tidak sengaja bertemu dia disini. dan menyebalkannya, hari ini kita harus bertemu dia,” seohyun menghembuskan nafasnya kasar, tubuhnya beringsut bersender di kursi dan kepalanya bersandar di bahu changmin, “padahal aku ingin melepas rindu denganmu oppa~” seohyun merajuk manja.

changmin tertawa geli mendengar seohyun bermanja-manja pada dirinya. “kita bisa melepas rindu nanti malam, seohyunnie. mau di apartment ku atau dikamarmu sayang?” tanya changmin seduktif.

seohyun mencubit pinggang changmin membuat changmin mengaduh pelan, “oppa kau selalu saja berbicara seperti lelaki dewasa, tapi kenyataannya oppa sama sekali bukan lelaki dewasa.” cibir seohyun.

“ish ya~ dapat darimana kalimat seperti itu seohyun kecilku ini?” changmin mengacak pelan rambut seohyun membuat sang empunya sedikit kesal. “seohyun-mu ini sudah besar oppa~ sudah sangat besar untuk bisa memuaskanmu.” seohyun mengerlingkan matanya nakal membuat changmin tidak tahan untuk tidak menciumi semua sudut wajah seohyun.

kyuhyun yang berdiri mematung tak jauh dari meja dimana seohyun dan changmin duduk, hanya memandang datar dua insan yang sedang sibuk dengan dunia mereka, changmin dengan seohyunnya dan seohyun dengan changminnya. seohyun dan changmin yang berciuman, tapi kenapa kyuhyun yang merasakan panasnya?

EHEM!

 

 

changmin memarkirkan mobilnya dipelataran kantor tempat seohyun bekerja. setelah menyelesaikan semua urusan kantornya, changmin sesegera mungkin menjemput kekasih hatinya tersebut. changmin meraih ponselnya dan menghubungi seohyun.

setelah memberitahu seohyun bahwa dirinya sudah berada di area kantornya, changmin meletakkan kembali ponsel keluaran terbarunya itu ditempatnya semula. daripada berdiam diri menunggu seohyun datang, changmin berinisiatif melanjutkan membuat bangau kertas setelah 2 hari ini dia absen karena sedang melakukan perjalanan ke luar negeri. changmin menarik sehelai kertas lipat berwarna merah dari plastiknya dan mulai melipatnya hingga menjadi sebuah bangau kertas. kegiatannya itu dilakukannya berkali-kali sampai seohyun masuk kedalam mobilnya dan duduk manis disampingnya.

“maaf membuatmu menunggu lama oppa~” sesal seohyun.

changmin mengangguk dan tersenyum singkat, “gwaenchanha seohyunnie~ bwa! aku sudah membuat delapan bangau kertas lagi,” changmin menunjuk bangau-bangau kertas yang tergeletak manis diatas dashboard.

“selama kau di Thailand, aku sudah membuat 20 kali lipat jumlahnya dari yang kau buat ini oppa~” timpal seohyun tak mau kalah. “ayo oppa kita pulang, aku lelah.”

“ou~ uri shim joohyunnie lelah, apa perlu oppa memijatmu?” canda changmin, seohyun memukul lengan changmin pelan. “oppa jangan menggodaku!”

mobil changmin berjalan dengan kecepatan rata-rata menelusuri jalanan padat kota Seoul pada malam hari. setelah beradu dijalanan selama 35 menit, mobil berwarna silver milik changmin berhenti didepan sebuah rumah mewah di daerah gangnam.

seohyun dan changmin keluar dari mobil dan berjalan memasuki bangunan utama rumah mewah yang merupakan rumah milik orangtua seohyun itu.

 

 

“oppa~ kenapa kau disini?” tanya seohyun kaget, bagaimana tidak, selepasnya ia mandi dan keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya, ia melihat sang kekasih sedang duduk manis diatas ranjangnya. “kau tidak takut appaku memergokimu berada disini?”

“tidak.” jawab changmin yakin, “appanim dan eommonim malah menyuruhku untuk menginap disini malam ini.” tambah changmin. seulas senyum manis tampak di bibir namja itu, berbanding terbalik dengan seohyun yang terkaget mendengar penuturan changmin.

“tidak mungkin. orangtuaku tidak mungkin mengijinkan namja yang belum resmi menjadi suamiku tidur seruangan apalagi seranjang denganku.”

changmin mengangkat tubuhnya dan berjalan menghampiri seohyun yang masih mematung didepan pintu kamar mandi dengan selembar handuk berwarna hijau membalut tubuh bagian atasnya sampai sebatas paha. seohyun otomatis mundur saat tubuh changmin semakin melangkah maju mendekatinya.

“oppa, jangan mendekat. aku bisa teriak!” seohyun menjulurkan kedua tangannya kedepan, berusaha menghalau tubuh changmin yang semakin dekat. “oppa, jangan bercanda!” pekik seohyun tertahan, kedua matanya tertutup dan sesekali mengintip posisi changmin. melihat seohyun ketakutan seperti ini, dalam hatinya, changmin tertawa puas. dua langkah mundur, punggung seohyun sudah menyentuh dinginnya  dinding kamarnya, tidak ada lagi kesempatan untuk menghindar!

“oppa aku akan menciummu, tapi jangan seperti ini!”

changmin mengunci pergerakan seohyun dengan kedua tangannya, seohyun semakin memejamkan matanya erat.

“appanim dan eommanim telah memberiku lampu hijau untuk segera menikahimu, jadi bisakah kita melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman, sayang?”

 

 

February 13th, 2012 – 03.30 PM KST

Seohyun merapikan meja kerjanya, senyuman indah mengembang dibibirnya, sesekali ia bersenandung ceria dan beralih ke lagu lainnya saat ia lupa kelanjutan lirik lagu yang dinyanyikannya. pintu ruangan kerja seohyun terbuka dan masuklah seorang gadis cantik yang mungkin seumuran dengan seohyun.

“kau terlihat sangat bahagia, seohyunnie~” cibir yeoja itu dan hanya dibalas senyuman oleh seohyun. “apa kau akan pulang cepat?” tanya yeoja itu, seohyun mengangguk singkat. “lalu bagaimana dengan pelamar yang interview jam 4 nanti, seohyunnie?”

seohyun mengabaikan sejenak barang-barangnya dan berjalan mendekati teman sekantornya itu, seohyun melingkarkan tangannya dibahu yeoja yang tingginya tidak melebihi dirinya.

“jihyun eonni~ kau terlihat sangat cantik hari ini, apa sebenarnya yang sedang aku peluk ini bidadari bukan jihyun eonniku?”

yeoja yang dipanggil jihyun itu hanya memutar bola matanya jengah, “arra arra~ pergilah! bidadari bermarga nam ini akan menggantikan tugasmu hari ini.” ujar jihyun dengan nada kesal yang dibuat-buat.

“kau memang bidadari pelindungku yang paling cantik dan paling baik eonni~” seohyun mengeratkan pelukannya dan mencium singkat pipi jihyun, “jeongmal gomawo eonniya.”

 

 

Jika ada cara untuk memutar kembali waktu walaupun itu harus didapatkannya dengan cara mendaki gunung tertinggi di bumi ini, menyelami lautan terdalam tak terjamah didunia ini, ataupun dengan cara meraih bulan, sungguh seohyun akan bersedia melakukannya. dirinya menginginkannya, memutar waktu. hanya kembali ke beberapa jam yang lalu, dimana ia mendapatkan telepon dari changmin saat sedang membereskan 999 bangau kertas yang telah berhasil dibuat olehnya dan changmin, saat changmin mengatakan cinta yang sebenarnya seringkali telah ia dengar, saat dimana changmin mengucapkan kata penutup yang tak disadarinya menjadi kata terakhir yang akan ia dengar sebelum kekasihnya itu meninggalkannya. meninggalkan dalam arti yang sebenar-benarnya.

“changmin oppa~ changmin oppa~”

sebut seohyun ditengah tangisnya yang tak kunjung mereda sejak setengah jam yang lalu, tepatnya saat seorang namja menyebalkan yang tak ingin ditemuinya datang menemuinya di taman yang berada di sekitar sungai han dengan membawa bangau kertas ke seribu yang terselip di mantel changmin. saat itu, rasa ketidaksukaannya pada Kyuhyun langsung meningkat drastis menjadi 1000% karena namja itu datang dan memberitahunya jika changmin tewas setelah terlibat dalam kecelakaan lalu lintas saat menuju ke taman ini.

Seohyun tertawa lirih karena berfikir bahwa namja itu berusaha membohonginya dengan lelucon yang menyebalkan, namun tubuh seohyun seketika membatu saat kyuhyun mengeluarkan sebuah bangau kertas berwarna merah muda dari saku jaketnya, terlebih bangau kertas itu dipenuhi dengan bercak darah.

perlahan tangan seohyun meraih bangau kertas itu dari tangan kyuhyun, seohyun menempelkan bangau kertas itu didepan hidung mancungnya, matanya terpejam, dirinya sedang mencoba menghirup aroma dari bangau kertas itu hanya untuk memastikan apakah itu bangau kertas yang mungkin terselip di mantel yang biasanya changmin pakai. nihil, hanya bau amis darah yang mengering yang memenuhi indra penciumnya. seohyun semakin mengendus bangau kertas itu, entah kenapa sebagian dari dirinya meyakini ini adalah bangau kertas itu. dan setitik air mata mengalir di pipinya saat ia menemukan aroma parfume changmin disela-sela bau amis darah yang menyengat.

“apakah kau tidak ingin melihat changmin? aku bisa mengantarkanmu ke rumah sakit dimana changmin disemayamkan,” tawar kyuhyun setelah berpuluh-puluh menit ia hanya bisa terdiam melihat yeoja yang entah sejak kapan disukainya itu menangis tanpa henti karena namja lain. beberapa kali kyuhyun menawarkan tubuhnya untuk tempat seohyun bersandar, dan ditolak oleh yeoja itu.

“tidak. jangan sebut rumah sakit. changmin oppa akan datang kesini, dia sudah berjanji untuk menghanyutkan 1000 bangau ini bersamaku disini. aku akan menunggunya, aku tidak akan pergi kemanapun sebelum changmin oppa datang.”

“jangan keras kepala, seohyun-ssi! shim changmin tidak akan menemuimu disini! itulah kenapa aku berada disini. kau bahkan sudah menerima bangau kertas itu.” kyuhyun menunjuk bangau kertas yang berada dalam genggaman tangan seohyun.

seohyun menatap sendu bangau kertas yang dimaksud kyuhyun lalu beralih ke kyuhyun yang duduk disampingnya, “kalau begitu, pergilah,” ujar seohyun singkat, dengan pasti dijawab gelengan kepala oleh kyuhyun.

seohyun meraih tangan kyuhyun dan meletakkan bangau kertas diatas telapak tangan kyuhyun, “kumohon pergilah, kyuhyun-ssi~ bawa serta bangau kertas ini bersamamu dan katakan pada changmin oppa kalau aku menunggunya disini. sampai kapanpun.”

seohyun melipat telapak tangan kyuhyun agar menggenggam erat-erat bangau kertas itu, “pergilah kyuhyun-ssi, aku mohon padamu.” pinta seohyun lirih karena suaranya seolah tertelan suara tangisnya.

pandangan kyuhyun mengabur melihat seohyun seperti ini, memohon dan menangis disaat yang bersamaan. terluka namun harus tetap terlihat tegar disaat yang sama. wanita itu pantas untuk dicintai, dia sangat mengagumkan walaupun disaat terpuruk seperti ini, batin kyuhyun.

“baiklah,” putus kyuhyun mengalah akhirnya, “aku akan pergi. tapi biarkan aku memberitahumu terlebih dulu jika aku akan ada jika kau butuh aku karena changmin telah memintaku untuk menjagamu, dan aku telah berjanji pada changmin untuk menepati itu,”

kyuhyun menghapus jarak antara dirinya dan seohyun lalu melingkarkan tangannya dipunggung seohyun. seohyun hanya terdiam menerima pelukan itu, bahkan ia merasa jauh lebih baik saat merasakan hangat dari tubuh kyuhyun.

“kau adalah wanita yang hebat, itulah kenapa Tuhan mengambil changmin dari hidupmu, Tuhan tau yang terbaik untukmu.” bisik kyuhyun pelan tepat ditelinga seohyun sebelum ia melepaskan pelukannya dan beranjak meninggalkan seohyun.

setelah kepergian kyuhyun, seohyun semakin menangis meraung-raung, tidak peduli orang-orang akan menatapnya kasihan atau bagaimana, yang seohyun butuhkan hanyalah menangis saat ini.

dari kejauhan, kyuhyun yang diam-diam meperhatikan seohyun, hanya meringis karena merasakan sakit yang sama seperti yang seohyun rasakan. Tuhan kenapa begitu kejam? ah tidak seharusnya ia berkata begitu, bukankah ia sendiri yang mengatakan pada seohyun bahwa Tuhan tau apa yang terbaik untuk dirinya? ya mungkin ini jalan terbaik dari Tuhan untuknya mendapatkan seohyun. tapi, sungguh bukan degan jalan seperti ini yang ia inginkan. jikalau ia ingin merebut seohyun dari changmin, ia ingin melakukannya dengan cara yang sehat, bukan dengan cara melukai seohyun karena kepergian changmin seperti ini.

tapi takdir tetaplah takdir. tidak akan ada yang bisa menghindari ataupun merubahnya. Tuhan sudah mempertemukannya dengan seohyun, merasakan jatuh cinta kepada wanita itu, melewati jalan yang sama dengan tempat dimana changmin terlibat kecelakaan, dan menolong namja itu dari kerasnya himpitan badan truk dan mobilnya serta mengemban permintaan terakhir changmin untuk menjaga seohyun jika changmin telah tiada. jika Tuhan sudah berkehendak, skenario paling tidak masuk akalpun akan dieksekusi dengan lancar tanpa satupun kesalahan.

16 comments

  1. Kasian Changmin 😦 .
    Knp harus mati?
    Tp org sebaik dia,kalo putus dg Seo krna selingkuh kan gk mungkin yak?
    Jalan satu satunya ya mati #plakk.
    Kyu nyebelin banget wktu ngomongin tunangannya.
    Pantesan Seo gk suka.
    Lanjuttt. . .

  2. Suka suka sukaaaaa banget.
    mungkin gak akan mudah buat kyu ngedapatin hati seo sepenuhnya.
    ditunggu kelanjutannya 🙂

  3. Bnyak moment changseo..dsini kyu sifatnya keselin wkwkwk tapi bagus ceritannya chwang udah pergi pasti seo sedih

  4. Gak nyangka. Aku pikir changmin ninggalin seo itu karna dia gak cinta, ada urusan kerja, ataupun berselingkuh tapi ini malah meninggal dalam artian meninggalkan seo selama2nya 😥 duh sedih

Leave a comment